Jumat, 31 Agustus 2012

Info Wisata


Tempat Wisata Dieng Banjarnegara Lebaran Tahun Ini Lampaui Target

(BANJARNEGARA) - Pendapatan yang diperoleh dari kunjungan wisatawan selama pekan lebaran tahun ini ke kawasan wisata Dieng mengalami peningkatan lumayan signifikan dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun lalu, selama pekan lebaran kawasan wisata Dieng, hanya mampu menghasilkan pendapatan sebesar Rp 391.000.000;-. “Untuk tahun ini sampai akhir pekan kemarin, pendapatan yang masuk sudah mencapai Rp 556.870.000;- atau mengalami peningkatan sebesar 75%” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Drs. Suyatno, M. Hum., Selasa (28/08) ditemui di Soeharto Withlem Dieng.

Namun demikian, sambungnya, pendapatan sebesar itu sesungguhnya bisa didongkrak lebih tinggi lagi apabila dukungan sarana dan prasarana pariwisita terpenuhi. Salah satu  yang menjadi kendala utama bagi pengelola pariwisata untuk memberi pelayanan terbaik kepada para wistawanan adalah perihal tempat parkir wisata dan jalan masuk lokasi wisata.

“Selama pekan lebaran kemarin, banyak wisatawan yang terpaksa pulang tidak melanjutkan kunjungan ke lokasi karena ketiadaan tempat parkir bagi kendaraan wisatawan, tempat parkir terlalu jauh dari obyek wisata, ataupun karena akses jalan menuju obyek wisata yang terlalu sempit sehingga terasa sangat menyulitkan bagi pengunjung” katanya.

Karena hal ini sesungguhnya merupakan masalah lama yang dihadapai saat musim ramai wisatawan, lanjutnya, pihaknya sebetulnya sudah mengajukan usulan perbaikan sarana perpakiran dan jalan kepada Pemerintah Kabupaten. Namun sampai sekarang usulan tersebut belum terealisasi.

Di sisi lain, sambungnya, pihaknya mempunyai usulan alternative untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan cara pemerintah kabupaten membangun sub terminal, dimana sub terminal tersebut difungsikan untuk menampung kendaraan wisata yang datang dari luar. Sementara ini dari pihaknya memandang pertigaan aswatama dapat dijadikan lokasi alternatif.

“Idenya nanti, semua kendaraan wisata masuk dan parkir di sub terminal. Sementara wisatawan yang ingin menuju obyek wisata menggunakan shuttle-shutle, bisa dokar, bisa kendaraan wisata lainnya yang didesain dengan rupa maupun bentuk yang mempunyai cirri khas local yang kuat. Ini juga cara kita meningkatkan keterlibatan warga sekaligus meningkatkan pendapatan daerah dengan menambah intensifikasi sumber pendapatan” katanya.

Terpisah, Wakil Bupati Drs. Hadi Supeno, M. Si. saat pertemuannaa dengan Kades dan perangkat Desa Ding Kulon, menyambut baik adanya peningkatan pendapatan dari kunjungan wisatawan ke komplek wisata dieng. Menurutnya, peningkatan kunjungan wisatawan ini tidak lepas dari upaya promosi yang berhasil dilakukan oleh pengelola pariwisata. Diantaranya adalah melalui keberhasilan penyelenggaran Dieng Cutlure Festival ke 3 yang baru lalu.

“Upaya ini akan lebih berhasil lagi jika partisipasi masyarakat di sekitar kawasan wisata dieng ini secara aktif telah menjadi bagian dari pelayanan prima pariwisata, baik melalui keramah tamahan, senyum yang selalu mengembang, maupun dukungan terhadap kelestarian lingkungan Dieng itu sendiri” katanya.

Bila industri pariwisata di Dieng ini mampu berkembang dengan baik, lanjutnya, masyarakat akan sadar dengan sendirinya bahwa dunia pariwisata ternyata dapat menjadi salah satu sumber pendapatan ekonomi selain pertanian.

Pernyataan Wabup ini mendapat dukungan dari Kades Dieng Kulon, Ibrahim. Dia mengakui bila sekarang ini masyarakat mulai sadar bahwa dunia pariwisata ternyata dapat dijadikan sumber ekonomi. Gambaran ini jauh dari apa yang ditemuai pada beberapa tahun yang lalu.

Kini, sebagian besar masysarakatnya telah banyak memperoleh manfaat dari pariwisata, mulai dari menyewakan akomodasi wisata, baik berupa hotel maupun homestay yang banyak tersebar di rumah-rumah penduduk, dari restoran maupun warung makan, penjualan kerajinan, makanan khas tradisional, menjadi pemandu wisata, dan seterusnya.

“Bukti dari keterlibatan masyarakat bisa dilihat bahwa ada satu dusun di desa Dieng Kulon yang 75% penduduknya benar-benar hidup mengandalkan sumber pendapatannya dari pariwisata” katanya.

Senin, 27 Agustus 2012

Fenomena Musik Dangdut

Ada yang masih inget dengan lagunya Begadang yang dipopulerkan oleh Rhoma Irama?? Apakah aliran musik yang dianut oleh Rhoma Irama sebagai penyanyinya? Ya dangdut aliran musiknya Rhoma Irama. Tapi tahukah teman-teman bahwa sebenarnya dangdut itu berasal dari suara tabla yang dalam dunia dangdut disebut gendang yang memiliki suara khas dang dan ndut, sehingga lama kelamaan menjadi dangdut. Dangdut merupakan salah satu aliran musik yang berkembang dengan subur di Indonesia dan mungkin juga merupakan musik asli Indonesia. Dangdut pula diakui sebagai musik yang membawa aspirasi kalangan masyarakat kelas bawah dengan segala kesederhanaan dan kelugasannya. Ciri khas ini tercermin dari lirik serta bangunan lagunya. Gaya pentas yang sensasional tidak terlepas dari nafas ini. Perkembangan musik dangdut di Indonesia pada saat ini sudah memiliki pangsa pasar yang tidak lagi hanya pada kalangan masyarakat bawah atau pinggiran saja. Kini beberapa musisi papan atas seperti Ahmad Dhani dan Grup band Ungu sudah mulai melirik musik dangdut dengan mengajak bergabungnya Dewi Persik ke dalam Republik Cinta Management dan duet grup band ungu dengan Iis Dahlia. Bahkan Ahmad Dhani menciptakan aliran musik rock'n dut buat iklan salah satu minuman ringan.
Selain itu dapat dilihat dari penggunaan musik dangdut untuk menarik massa ketika masa kampanye yang telah berlangsung beberapa waktu lalu, selalu muncul di setiap acara hiburan bahkan tempat hiburan maupun diskotek pun ada yang khusus memutarkan lagu dangdut. Tidak hanya itu saja bahkan ada beberapa stasiun radio yang menyatakan dirinya sebagai stasiun radio dangdut. Kualitas penyanyi dangdut saat ini tidak perlu diragukan lagi hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya kontes penyanyi lagu dangdut yang diadakan dan semakin seringnya konser musik dangdut dilaksanakan. Beberapa penyanyi dangdut juga telah melakukan konser di luar negeri diantaranya Inul Daratista, Ikke Nurjanah, Liza Natalia, dan Rhoma Irama. Dari musik dangdut inilah muncul kreasi unik berupa goyangan dari para penyanyinya sehingga muncullah istilah goyang ngebor, goyang gergaji, goyang patah-patah dan masih banyak lagi goyangannya. Tapi inti dari dangdut itu bukan dari goyangannya melainkan bagaimana kita menghargai karya musik dalam negeri. Dengan menghargai musik dalam negeri berarti kita ikut melindungi aset budaya kita. Jadi jangan biarkan kita menjadi penonton musik di negeri kita sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Project Pop dengan judul lagu "Dangdut is the music of my country". Bagaimana dengan teman-teman apakah menyukai aliran musik yang satu ini??

Sabtu, 25 Agustus 2012

KOMPPENI "Banjarnegara Selangkah Lebih Maju"

Jinggosip Entertainment Dirikan KOMPPENI Banjarnegara

Komunitas Musisi-Penyanyi dan Pecinta Seni (KOMPPENI) Banjarnegara  adalah organisasi yang bersifat internal, dibawah bendera Jinggosip Entertainment (PH) yang bergerak dlm bidang silaturohmi, sharring, maupun musyawarah para musisi, penyanyi dan pecinta seni yg ada di kab. Banjarnegara, dengan misi KIBARKAN BANJARNEGARA SELANGKAH LEBIH MAJU melalui dunia seni dan budaya. Kita melangkah dengan nuansa yg adaptive, communicative, creative, inovative dan educative di dlm berkarya untuk kota tercinta Banjarnegara agar tercipta hubungan yg harmonis antara musisi, penyanyi, pecinta seni dengan masyarakat Banjarnegara pd khususnya dan masyarakat lain yg memiliki misi yg sama didlm memajukan daerahnya melalui dunia seni