Jumat, 14 September 2012

Walikota Termuda di Dunia Pengagum Bung Karno

Menjadi seorang wali kota di kota di Palestina dalam usia muda menunjukkan sikap kepemimpinan dari seorang Bashaer Othman. Othman pun mengaku mengaggumi Presiden pertama Indonesia, Soekarno.

Meski selama dua bulan Bashaer menjadi wali kota, dirinya sudah mengundang perhatian dari banyak pihak. Tidak hanya di Palestina tetapi juga di luar negeri. Dirinya pun menunjukkan kemampuan orator yang baik selama menjadi seorang wali kota.

"Sebelum menjadi wali kota, saya sudah dua tahun menjadi pimpinan organisasi kepemudaan. Selama itu juga saya belajar bagaimana caranya memimpin, termasuk mengikuti pelatihan caranya berpidato. Saya pun sering mewakili kota saya dalam pertemuan kepemudaan di tingkat nasional," ujar Bashaer Othman kepada wartawan, di Jakarta, kemarin.

"Menjadi wali kota selama dua bulan ternyata menjadi perhatian publik bukan hanya di Palestina tetapi di dunia. Perhatian dunia kepada isu ini, memacu saya untuk mematangkan kemampuan untuk berbicara," jelasnya.

Beberapa tokoh dunia menjadi panutan dari remaja berusia 16 tahun tersebut. Salah satu yang ia kagumi adalah mantan Presiden Soekarno.

"Saya terinspirasi dari figur dunia. Pertama tentunya Yasser Arafat, kemudian (Presiden pertama RI) Ahmad Sukarno, Mahatma Ghandi dan bahkan Hitler. Hitler terlepas dari segara keburukannya, memiliki keyakinan yang kuat. Dirinya memiliki kepribadian kepemimpinan yang kuat," jelas Bashaer.

"Untuk Soekarno, diri adalah figur yang sangat dikenal di Palestina. Soekarno termasuk orang yang mengakui Palestina sebagai sebuah negara, meskipun saat itu belum terbentuk negara (Palestina)," ucap Bashaer.

Setelah dua bulan menjadi Wali kota, memberikan pengalaman berharga khususnya terkait masalah kepemimpinan dan cara untuk membuka hubungan-hubungan dengan pihak lain. Hal ini menjadi poin yang bermanfaat baginya, karena Bashaer bercita-cita ingin menjadi diplomat atau seseorang yang memiliki kemampuan di bidang hubungan internasional.

Menarik melihat kegigihan dari siswa kelas 1 SMA ini. Meski jadwalnya padat sebagai walikota, Bashaer menunjukkan dirinya mampu mengemban tugasnya. Tugas sebagai Wali kota pun tidak mengganggu studinya, karena dilangsungkan ketika libur musim panas selama dua bulan, yakni sejak 2 Juli hingga 2 September.

Bungsu dari lima bersaudara ini selalu mendapatkan dukungan dari keluarganya selama menjalankan tugasnya. Meski ayahnya adalah seorang petani, Bashaer membuktikan diri bahwa dirinya bisa memimpin dan pemuda Palestina siap memimpin negaranya suatu hari nanti.

Selesai bertugas sebagai seorang wali kota, Bashaer tentunya kembali menjadi seorang remaja Palestina pada umumnya. Dirinya bisa kembali berkumpul dengan teman-temannya, dan menikmati hobinya seperti menulis puisi dan cerita pendek.